Selasa, 07 Mei 2013

BADAI INFLASI

BIJAK INVESTASI SAAT BADAI INFLASI MELANDA


Dalam beberapa hari  terakhir ini perhatian kita tertuju pda ketidak jelasan kebijakan bahan bakar minyak (BBM), kelangkaan solar, harga barang kebutuhan naik, harga emas yang menurun tajam dan membuat kepanikan sebagaian orang dan menyebabkan orang bertanya-tanya tentang kredibilitas emas sebagai save heaven atau alat hedging yang baik saat ini atau bahkan kisah menghebohkan di dunia infotainment yang meributkan konflik antara Adi Bing Slamet dengan Eyang Subur yang begitu mengasyikan untuk kita ikuti kelanjutan ceritanya.
 
Tapi, ditengah hiruk pikuk ini, ada baiknya untuk kita tidak melupakan atau me-review apakah pada empat bulan pertama tahun ini seluruh rencana keuangan yang kita buat sudah on schedule? Atau jangan-jangan semua ikut terimbas oleh hiruk pikuk kejadian-kejadian yang terjadi sekarang?
 
Ini penting! Agar mimpi kita atau apa yang kita rencanakan bisa berjalan dengan baik dan terencana. Sebab didepan mata sudah ada virus inflasi yang siap menggerogoti target-target, atau rencana-rencana keuangan yang sudah kita buat sejak awal tahun atau yang sudah direncanakan jauh hari. Apalagi, hingga Maret 2013 inflasi kita sudah menyentuh 5,9%. Inflasi April ini diprediksi naik lagi, karena ada beberapa gangguan supply barang dan kelangkaan bahan bakar. Faktor inflasi inilah yang akan menjadi pengurang perencanaan keuangan bila kita masih menggunakan uang kertas/fiat sebagai basis investasi atau tabungan. Inflasi yang tinggi memang menyusahkan bagi kita semua seperti penyakit menular yang diwariskan turun temurun dan kita tidak bisa menghindari atau mengobatinya, karena bagaimanapun inflasi terjadi karena dampak dari pembangunan yang terjadi.
 
Para ekonom memperkirakan dengan tambahan kebijakan pemerintah membuat dua harga BBM bersubsidi mulai bulan Mei, akan memicu laju inflasi Indonesia sepanjang tahun menjadi lebih dari 7%.  Kondisi krisis seperti sekarang rasanya tak memungkinkan lagi untuk menggenjot pendapatan. Apalagi para pekerja konvensional, bakal makin susah untuk menuntut penghasilan bertambah.
 
Pada kondisi seperti ini, keluh kesah dan sumpah serapah terhadap pemerintah tidak akan menyelesaikan masalah atau keadaan yang sedang terjadi. Kini ibarat perahu yang menghadapi krisis terpaan gelombang tsunami, dimana kita harus siap menghadapi kondisi ekonomi terburuk seperti yang pernah terjadi di tahun 1998 dimana yang kaya bisa mendadak jatuh miskin jika kita masih mengandalkan uang kertas sebagai pelindung pendapatan atau kerja keras kita.
 
Salahsatu solusi yang baik dikondisi seperti saat sekarang ini adalah, kita harus lebih cermat dan pintar dalam memilah mana kebutuhan dan mana keinginan. Tujuannya agar tetap sekedar bisa bertahan, bahkan menyisihkan penghasilan sebagai dana cadangan darurat. Begitupula kita harus betul-betul selektif dengan model investasi yang banyak bermuculan di pasaran, agar jangan sampai hasil jerih payah atau kerja keras kita selama ini raib bersama dengan perusahaan tersebut karena tergiur oleh keuntungan yang besar tanpa mempelajari dengan seksama konsep atau nilai resikonya.
 
Kepastian investasi dan keamanan investasi sebagai pelindung ekonomi keluarga kita dimasa depan sangat dibutuhkan melihat ketidakpastian ekonomi Indonesia yang ditandai dengan semakin meningkatnya nilai inflasi dan kebijakan-kebijakan negara yang kadang tidak berpihak kepada rakyat.
 
Logam Mulia atau emas dalam bentuk fisik atau barang sampai saat ini masih merupakan pilihan investasi yang difavoritkan, mengingat tingkat likuiditas emas lebih baik dibandingkan dengan properti dan lebih low risk bila dibandingkan dengan jenis investasi derivatif. Memang betul, investasi di fisik emas atau Logam Mulia tidak memberikan profit return yang besar bila dibandingkan dengan skema investasi yang lain untuk skala waktu yang pendek (short term), namun investasi di fisik emas lebih menjamin kepastian lindung nilai dari pengaruh inflasi dan memberikan imbas hasil yang baik untuk perencanaan keuangan jangka panjang.
 
Untuk itu, disiplin diri dan komitmen sangat diperlukan disini, jangan sampai niat awalnya berinvestasi, ujung-ujungnya berspekulasi karena mental kita tidak kuat menerima fluktuasi harga emas yang terjadi setiap harinya. Kita harus tetap memegang kunci konsisten agar tetap bisa bertahan melewati ancaman inflasi ini dan mewujudkan apa yang sudah kita rencanakan untuk masa depan yang lebih baik.
 
Selamat Berinvestasi.....
#Gerakan Emas Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar