Jumat, 03 Mei 2013

WASPADAI INFLASI

WASPADAI INFLASI DENGAN MENABUNG EMAS

Jika anda bertanya ke ekonom tentang salah satu masalah utama yang perlu diwaspadai dalam suatu perekonomian, jawabannya adalah INFLASI. Mengapa? Karena inflasi ibarat suatu virus yang bisa menyebar kesegala aspek ekonomi, yang akhirnya akan melumpuhkan perekonomian tersebut bila tidak ditangani secara baik dan cepat.
 
Inflasi yang tinggi akan memangkas daya beli masyarakat, kemudian memaksa otoritas moneter untuk mengetatkan kebijakan moneter. Misalnya melalui peningkatan suku bunga, yang tentu saja akan menekan pertumbuhan ekonomi domestik. Selanjutnya kenaikan suku bunga akan memicu kenaikan yield obligasi, sehingga bisa meningkatkan biaya bunga pemerintah  yang pada akhirnya akan menambah beban anggaran pemerintah. Inflasi yang tinggi juga akan meningkatkan biaya produksi, sehingga mengurangi daya saing produk lokal yang berdampak pada menurunnya ekspor dan meningkatnya impor. Sebab, barang dari luar negeri menjadi relatif lebih murah dibanding dengan barang lokal.
 

Yang pada akhirnya, inflasi yang tinggi akan membuat nilai tukar rupiah terdepresiasi, sehingga meningkatkan beban hutang luar negeri dan mengurangi insentif bagi para investor asing untuk berinvestasi di dalam negeri. Begitu ganasnya penyebaran virus inflasi terhadap perekonomian. Para ekonompun menjadi gusar jika melihat tren peningkatan inflasi secara tidak wajar di suatu negara, salah satu contoh konkrit tentang ganasnya pengaruh inflasi terjadi di negara zimbabwe, dimana harga 3 butir telur saja berharga 100 miliar dolar zimbabwe.
 

Kini kita lihat kondisi inflasi di Indonesia, dalam 3 bulan pertama tahun ini tekanan inflasi dinegara kita terus mengalami peningkatan, dari 4,6% year on year (yoy) di januari terus meningkat menjadi 5,9% yoy selama Maret 2013. Angka ini belum memperhitungkan kenaikan harga BBM bersubsidi ataupun pembatasan konsumsi BBM bersubsidi. Yang tentunya, dalam jangka pendek akan meningkatkan inflasi hingga 2%, dengan asumsi kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar 30%. Jadi, salah satu resijo utama dalam perekonomian Indonesia tahun ini adalah peningkatan inflasi.
 

Peningkatan inflasi yang terjadi sekarang mencapai di 7,9% yoy. Angka ini belum termasuk perhitungan dari kondisi naiknya harga beberapa kelompok makanan, khususnya bawang merang, bawang putih dan cabai, karena suplai di pasar kurang, hal ini sudah dipastikan akan memicu peningkatan inflasi. Ini dia bahaya yang diam-diam yang akan menggerogoti kekayaan Anda: inflasi. Bayangkan, ketika Anda berpikir tabungan Anda akan aman-aman saja berada di bank, sejatinya bahaya inflasi tetap mengintai. Perhitungannya sederhana saja. Bila inflasi dalam setahun mencapai 10 persen, bandingkan dengan bagi hasil yang Anda peroleh di bank. Boleh jadi, angkanya masih jauh dari 10 persen dalam setahun.
 

Mulai cemas? Sebenarnya tidak perlu bila kita mau mulai melirik instrumen investasi. Yang paling sederhana dan terbilang paling kuno adalah emas. Budi Raharjo, perencana keuangan independen dari One Consulting, mengungkapkan bahwa emas adalah salah satu bentuk investasi pelindung nilai. Maksudnya, kenaikan harga emas atau logam mulia (LM) biasanya lebih tinggi dari inflasi per tahun. Dengan begitu, emas bisa dilirik untuk menjadi tabungan masa depan karena sangguh mengalahkan inflasi. Investasi, ungkap Budi, perlu berdasarkan pertimbangan matang dan pengetahuan cukup. Jangan jadi investor emosional yang ikut-ikutan karena sedang tren, ucapnya.
 

Memang, emas bisa menjadi investasi jangka panjang. Namun, investasi yang berlebihan di emas juga bisa merugikan. Maksud Budi, bukan dalam bentuk menumpuk emas. Ada beberapa produk turunan emas yang membutuhkan pengamatan lebih jeli, sambung dia.
 

Produk emas yang bersifat spekulatif sebaiknya dihindari. Ini karena produk spekulatif mengandung risiko utang berlebihan hingga mungkin tidak terbayar. Yang harus diketahui, harga LM berkembang mengikuti kondisi pasar juga politik dan ekonomi di dalam maupun luar negeri. Faktor yang memengaruhinya beragam hingga sulit memprediksi harga emas secara spesifik di bulan atau tahun tertentu. Pembelian produk emas yang spekulatif ini membuat calon pemiliknya jadi berharap bahwa harga emas akan naik di kemudian hari sehingga utangnya bisa terbayar sebab kenaikan harga LM itu.
 

DISCLAIMER : penyampaian data-data serta ulasan di atas hanyalah pendapat saya Pribadi dari berbagai sumber yang saya adopsi dan semata-mata saya hanya  ber”iqro” yang sangat jauh dari kesempurnaan dan saya sendiri pun tidak ingin hal tersebut digunakan dalam berspekulasi harga emas tetapi lebih kepada meyakinkan kita semua bahwa emas adalah uang yang sesungguhnya (uang “swasta”) yang juga sudah digunakan sejak jaman Rosulullah SAW yaitu uang dinar (emas). Naik turunya harga akibat mekanisme pasar tidak bisa dicampuri oleh siapapun, hal ini mengacu pada salah satu hadist yang diriwayatkan Anas R.A, “wahai Rosululloh, harga-harga barang naik (mahal), tetapkanlah harga untuk kami.” Kemudian Rosululloh SAW menjawab, “Allah-lah penentu harga, penahan, pembentang, dan pemberi rezeki. Aku berharap tatkala bertemu Allah, tidak ada seorang pun yang meminta padaku tentang adanya kedzholiman dalam urusan darah dan harta.

Gabung di Komunitas Logam Mulia GMI Bandung

#GerakanEmasIndonesia 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar